Sabtu, 20 April 2013

Tabel Active and Passive Voice



tabel ini aku buat  dengan berbagai sumber, maaf jika ada kesalahan, terimakasih :)
*memang ada beberapa kesalahan

Tugas Cerpen



Ada tugas nulis cerpen nih, masih belajar, maklum yaak . makasih :D


Kegelapan yang Bersembunyi


Sekolah Menengah Atas “A” di Negri Antahbrantah pukul 14.00

Ify dan Sila baru saja pulang sekolah. Seperti biasa, mereka berkumpul terlebih dahulu sebelum pulang. Tapi kali ini Sila mengajak Ify untuk belajar bersama, tapi Ify menolaknya.

“Fy ayo belajar buat ulangan Bahasa Indonesia besok.” ajak Sila.
“Emmn, maaf Sil, aku ada janji sama Gabriel buat ke Dufan, nanti aku nyusul deh, maaf ya.”
It’s okey Fy, enggak papa kok.”

Tak lama kemudian Ify dijemput oleh Gabriel, mereka pun pergi ke Dufan.
Ify merasa sangat senang saat itu, karna bisa bermain-main kembali bersama Gabriel di Dufan.

Namun sesuatu terjadi, saat mereka sedang menikmati minuman yang dibelikan oleh Gabriel.
Gabriel meminta untuk menyudahi hubungan dengan Ify tanpa alasan yang jelas.
Ify tersentak dan tak bisa menahan amarahnya, dia pun menmpar Gabriel yang ada di depannya.

Sementara itu, Sila masih sibuk dengan bukunya karna besok akan ulangan.
Sila dan Ify memang terkenal sebagai anak yang pintar, cantik, supple, dan sangat baik di sekolah dan sekitarnya. Sila dan Ify mempunyai prestasi yang tinggi di sekolahnya.

Tiba-tiba HP milik Sila bordering, ternyta telfon dari Ify. Ify menceritakan semua kejadiannya sambil menangis dalam telfon.

“Haa?! Tega tuh Iel, pantes akhir-akhir ini sikap dia berubah. Yaudah kamu tunggu situ, aku jemput kamu di tempat makan depan Dufan kita biasa nongkrong.” ujar Sila.
“Iya Sil, makasih ya.”

Sila pun segera menjemput Ify di Dufan yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.
Sila membawa Ify ke rumahnya untuk menghibur Ify sebisanya. Ify pun memutuskan untuk menginap dirumah Sila.

Ke-esokan harinya, mereka pun menjalani ulangan Bahasa Indonesia.
Ify dan Sila meraih nilai terbaik di kelasnya.
Sila menyampaikan kegamumannya pada Ify, karna di saat sedih Ify tetap bisa meraih yang terbaik.

*Teeeetttt teeeettt teeeetttt!
Bel pulang sekolah pun berdering, Ify memutuskan untuk menginap lagi di rumah Sila.

Saat sedang berstirahat di rumah Sila sambil mendengarkan lagu lewat MP3nya, Ify menyempatkan membuka akun twitter miliknya.
Ify melihat status milik Gabriel yang mengatakan bahwa Gabriel menyukai perempuan yang merokok. Menurut Gabriel, merokok merupakan hal yang keren.

Pikiran “jahat” pun mulai menyelimut Ify. Ify yang masih mencintai Gabriel pun memutuskan untuk mencoba merokok.
Ify pun memutuskan untuk pulang dan tidak jadi menginap lagi di rumah Sila.

“Maaf Sil, aku enggak jadi nginep, aku mau pulang aja.” pamit Ify.
“Mmmn, tapi kamu enggak papa kan Fy?”
“Iya aku enggak papa kok Sil, tenang ya.”

Ify pun beranjak pergi dari rumah Sila.

Saat di jalan menuju rumahnya, Ify menyempatkan membeli rokok di supermarket.
Sesampainya dirumah, Ify merokok di kamar mandi rumahnya. 2-3 kali Ify mencoba merokok, ternyata membuatnya ketagihan.

Dalam renungngannya di kamar mandi, Ify bergumam, “Iel, aku sayang kamu, ini buat kamu, semoga kamu mau balik sama aku.”
Pikiran Ify mulai tertutup kegelapan.

Sudah beberapa hari Ify merokok di kamar mandi, tapi tidak ketahuan oleh orangtuanya, karna mereka sangat sibuk dengan bisnis perusahaan milik keluarga Ify.
Suatu ketika, sebelum berangkat sekolah, Ify merokok. Hal itu membuat pakaiannya berbau rokok.

Saat di sekolah, Sila mencium bau rokok itu.
“Fy, kamu nyium bau rokok enggak ?” tanya Sila.
“emm emm emm enggak Sil.”jawab Ify ragu.
Sila mengendus-endus baju Ify, “Fy, bau rokoknya dari bajumu, bukan kamu yang ngerokok kan?”tanya Sila seraya yakin bahwa Ify tidak merokok.
“Maaf Sil, sebenernya aku yang ngerokok.

Sila marah besar kepada Ify, dan meninggalkan Ify. Sila tak tahu harus berkata apa lagi, karna Sila tahu jika memarahinya bukanlah suatu hal yang tepat.

Keesokan harinya, saat pulang sekolah, Ify mengajak Sila ke rumahnya untuk menemaninya merokok.
Awalnya Sila menolak dan sangat marah kepada Ify. Tapi, Sila terus dipaksa oleh Ify.
Sila pun mau di ajak menemani Ify di rumahnya, dengan syarat-syarat.

“Oke, aku temani, tapi jangan sekali-kali nawarin rokok itu ke aku!”pinta Sila.
“Hehe, makasih Sila. Yuuukkk !” ajak Ify segera pergi ke rumahnya.

Berkali-kali, berhari-hari, bahkan berminggu-minggu Sila menemani Ify merokok.
Sila pun menjadi terbiasa oleh hal itu. Tiba-tiba Ify menawaarkan rokoknya kepada Ify.

“Mau enggak Sil. Bisa menghilangkan stress loh.”bujuk Ify.
“Emmmm…”gumama Sila.

Pikiran “jahat” juga mulai merasuki Sila, dia berkeinginan untuk mencoba merokok.
Ify pun memberikan rokoknya. Sama halnya dengan Ify, Sila merasa ketagihan. Mereka berdua pun menjadi pecandu rokok.

Setelah sekian lama, mereka berdua tetap dapat menyembunyikan hal itu dari banyak orang termasuk kedua orangtua mereka.

Suatu ketika, saat pembagian hasil MID, Ify dan Sila masuk dalam 10 besar peringkat kelas.
Itulah ajaibnya Ify dan Sila, mereka bisa meraih peringkat yang baik saat kegelapan menggelayuti mereka.
Tak terbantahkan lagi, mereka akan bisa meraih yang lebih baik daripada masuk dalam peringkat 10 besar, asalkan kegelapan yang menggelayuti mereka pergi.

Sampai suatu ketika, Sila sedikit menyadari bahwa hal yang dia lakukan ini adalah salah. Sila mencoba membicarakan hal ini kepada Ify. Sila ingin berhenti menjadi pecandu rokok, sudah setengah tahun dia begini.
Ify pun menyetujuinya, dan perlahan demi perlahan mencoba untuk mengurangi rokok.

Tapi berselang 2 minggu, masalah menimpa Sila. Masalah itu sungguh membuat Sila depresi, Sila pun memutuskan untuk merokok kembali, karna Sila merasa hal itu bisa membuatnya lebih tenang.
Melihat Sila merokok kembali, Ify pun juga ikut merokok kembali.

Berkali-kali mereka mencoba untuk berhenti merokok, tapi tidak bisa.
Rokok seperti sudah mendarah daging dalam darah mereka.
Padahal mereka adalah anak yang pintar dan cerdas. Kecerdasan yang mereka miliki membuat mereka mampu menyembunyikan “kegelapan” ini.