Ada tugas nulis cerpen nih, masih belajar, maklum yaak . makasih :D
Kegelapan yang
Bersembunyi
Sekolah Menengah Atas
“A” di Negri Antahbrantah pukul 14.00
Ify dan Sila baru saja
pulang sekolah. Seperti biasa, mereka berkumpul terlebih dahulu sebelum pulang.
Tapi kali ini Sila mengajak Ify untuk belajar bersama, tapi Ify menolaknya.
“Fy ayo belajar buat
ulangan Bahasa Indonesia besok.” ajak Sila.
“Emmn, maaf Sil, aku
ada janji sama Gabriel buat ke Dufan, nanti aku nyusul deh, maaf ya.”
“It’s okey Fy, enggak papa kok.”
Tak lama kemudian Ify
dijemput oleh Gabriel, mereka pun pergi ke Dufan.
Ify merasa sangat
senang saat itu, karna bisa bermain-main kembali bersama Gabriel di Dufan.
Namun sesuatu terjadi,
saat mereka sedang menikmati minuman yang dibelikan oleh Gabriel.
Gabriel meminta untuk
menyudahi hubungan dengan Ify tanpa alasan yang jelas.
Ify tersentak dan tak
bisa menahan amarahnya, dia pun menmpar Gabriel yang ada di depannya.
Sementara itu, Sila
masih sibuk dengan bukunya karna besok akan ulangan.
Sila dan Ify memang terkenal
sebagai anak yang pintar, cantik, supple,
dan sangat baik di sekolah dan sekitarnya. Sila dan Ify mempunyai prestasi yang
tinggi di sekolahnya.
Tiba-tiba HP milik Sila
bordering, ternyta telfon dari Ify. Ify menceritakan semua kejadiannya sambil
menangis dalam telfon.
“Haa?! Tega tuh Iel,
pantes akhir-akhir ini sikap dia berubah. Yaudah kamu tunggu situ, aku jemput
kamu di tempat makan depan Dufan kita biasa nongkrong.”
ujar Sila.
“Iya Sil, makasih ya.”
Sila pun segera
menjemput Ify di Dufan yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.
Sila membawa Ify ke
rumahnya untuk menghibur Ify sebisanya. Ify pun memutuskan untuk menginap
dirumah Sila.
Ke-esokan harinya,
mereka pun menjalani ulangan Bahasa Indonesia.
Ify dan Sila meraih
nilai terbaik di kelasnya.
Sila menyampaikan
kegamumannya pada Ify, karna di saat sedih Ify tetap bisa meraih yang terbaik.
*Teeeetttt teeeettt
teeeetttt!
Bel pulang sekolah pun
berdering, Ify memutuskan untuk menginap lagi di rumah Sila.
Saat sedang berstirahat
di rumah Sila sambil mendengarkan lagu lewat MP3nya, Ify menyempatkan membuka
akun twitter miliknya.
Ify melihat status
milik Gabriel yang mengatakan bahwa Gabriel menyukai perempuan yang merokok. Menurut
Gabriel, merokok merupakan hal yang keren.
Pikiran “jahat” pun
mulai menyelimut Ify. Ify yang masih mencintai Gabriel pun memutuskan untuk mencoba
merokok.
Ify pun memutuskan
untuk pulang dan tidak jadi menginap lagi di rumah Sila.
“Maaf Sil, aku enggak jadi nginep, aku mau pulang aja.”
pamit Ify.
“Mmmn, tapi kamu enggak papa kan Fy?”
“Iya aku enggak papa kok Sil, tenang ya.”
Ify pun beranjak pergi
dari rumah Sila.
Saat di jalan menuju
rumahnya, Ify menyempatkan membeli rokok di supermarket.
Sesampainya dirumah, Ify
merokok di kamar mandi rumahnya. 2-3 kali Ify mencoba merokok, ternyata
membuatnya ketagihan.
Dalam renungngannya di
kamar mandi, Ify bergumam, “Iel, aku sayang kamu, ini buat kamu, semoga kamu
mau balik sama aku.”
Pikiran Ify mulai
tertutup kegelapan.
Sudah beberapa hari Ify
merokok di kamar mandi, tapi tidak ketahuan
oleh orangtuanya, karna mereka sangat sibuk dengan bisnis perusahaan milik
keluarga Ify.
Suatu ketika, sebelum
berangkat sekolah, Ify merokok. Hal itu membuat pakaiannya berbau rokok.
Saat di sekolah, Sila
mencium bau rokok itu.
“Fy, kamu nyium bau rokok enggak ?” tanya Sila.
“emm emm emm enggak Sil.”jawab Ify ragu.
Sila mengendus-endus
baju Ify, “Fy, bau rokoknya dari bajumu, bukan kamu yang ngerokok kan?”tanya
Sila seraya yakin bahwa Ify tidak merokok.
“Maaf Sil, sebenernya
aku yang ngerokok.”
Sila marah besar kepada
Ify, dan meninggalkan Ify. Sila tak tahu harus berkata apa lagi, karna Sila
tahu jika memarahinya bukanlah suatu hal yang tepat.
Keesokan harinya, saat pulang
sekolah, Ify mengajak Sila ke rumahnya untuk menemaninya merokok.
Awalnya Sila menolak
dan sangat marah kepada Ify. Tapi, Sila terus dipaksa oleh Ify.
Sila pun mau di ajak
menemani Ify di rumahnya, dengan syarat-syarat.
“Oke, aku temani, tapi
jangan sekali-kali nawarin rokok itu ke aku!”pinta Sila.
“Hehe, makasih Sila.
Yuuukkk !” ajak Ify segera pergi ke rumahnya.
Berkali-kali, berhari-hari,
bahkan berminggu-minggu Sila menemani Ify merokok.
Sila pun menjadi
terbiasa oleh hal itu. Tiba-tiba Ify menawaarkan rokoknya kepada Ify.
“Mau enggak Sil. Bisa menghilangkan stress loh.”bujuk Ify.
“Emmmm…”gumama Sila.
Pikiran “jahat” juga
mulai merasuki Sila, dia berkeinginan untuk mencoba merokok.
Ify pun memberikan
rokoknya. Sama halnya dengan Ify, Sila merasa ketagihan. Mereka berdua pun
menjadi pecandu rokok.
Setelah sekian lama, mereka
berdua tetap dapat menyembunyikan hal itu dari banyak orang termasuk kedua
orangtua mereka.
Suatu ketika, saat
pembagian hasil MID, Ify dan Sila masuk dalam 10 besar peringkat kelas.
Itulah ajaibnya Ify dan
Sila, mereka bisa meraih peringkat yang baik saat kegelapan menggelayuti
mereka.
Tak terbantahkan lagi,
mereka akan bisa meraih yang lebih baik daripada masuk dalam peringkat 10
besar, asalkan kegelapan yang menggelayuti mereka pergi.
Sampai suatu ketika,
Sila sedikit menyadari bahwa hal yang dia lakukan ini adalah salah. Sila
mencoba membicarakan hal ini kepada Ify. Sila ingin berhenti menjadi pecandu
rokok, sudah setengah tahun dia begini.
Ify pun menyetujuinya,
dan perlahan demi perlahan mencoba untuk mengurangi rokok.
Tapi berselang 2 minggu,
masalah menimpa Sila. Masalah itu sungguh membuat Sila depresi, Sila pun
memutuskan untuk merokok kembali, karna Sila merasa hal itu bisa membuatnya
lebih tenang.
Melihat Sila merokok
kembali, Ify pun juga ikut merokok kembali.
Berkali-kali mereka
mencoba untuk berhenti merokok, tapi tidak bisa.
Rokok seperti sudah
mendarah daging dalam darah mereka.
Padahal mereka adalah
anak yang pintar dan cerdas. Kecerdasan yang mereka miliki membuat mereka mampu
menyembunyikan “kegelapan” ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar